Pernyataan bahwa susu formula tinggi protein bisa menyebabkan alergi pada bayi perlu diperjelas. Alergi pada bayi biasanya terkait dengan alergen makanan tertentu, terutama protein susu sapi, yang ditemukan dalam susu sapi dan susu formula. Namun, alergi makanan pada bayi umumnya berkaitan dengan protein susu sapi yang lebih mudah diidentifikasi, seperti alfa-laktalbumin dan beta-laktoglobulin, bukan konsentrasi protein secara keseluruhan dalam susu formula.
Berikut ini beberapa fakta terkait dengan alergi susu pada bayi:
1. Protein Susu Sapi: Protein susu sapi, seperti alfa-laktalbumin dan beta-laktoglobulin, dapat menyebabkan reaksi alergi pada bayi yang sensitif. Alergi susu sapi adalah salah satu jenis alergi makanan yang paling umum pada bayi dan dapat menyebabkan gejala seperti ruam kulit, muntah, diare, perut kembung, dan kesulitan bernapas.
2. Susu Formula Hidrolisat: Susu formula hidrolisat adalah jenis susu formula yang mengalami proses hidrolisis, yang memecah protein susu sapi menjadi fragmen yang lebih kecil. Hal ini dilakukan untuk mengurangi reaktivitas alergen dan membuatnya lebih mudah dicerna oleh bayi yang berisiko alergi. Susu formula ini sering direkomendasikan untuk bayi yang memiliki riwayat keluarga alergi makanan atau telah didiagnosis dengan alergi susu sapi.
3. Susu Formula Dipeptida: Susu formula dipeptida adalah jenis susu formula yang mengalami hidrolisis lebih lanjut, sehingga protein susu sapi terpecah menjadi bentuk yang lebih kecil, yaitu dipeptida. Susu formula ini umumnya direkomendasikan untuk bayi yang memiliki alergi susu sapi yang parah dan tidak toleran terhadap susu formula hidrolisat.
4. Alergi Protein Susu Sapi dan Kandungan Protein Susu Formula: Penting untuk membedakan antara alergi terhadap protein susu sapi dan kandungan protein susu formula. Meskipun ada hubungan antara kandungan protein susu formula dan risiko alergi pada bayi, perluasan kandungan protein bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan alergi makanan pada bayi.
5. Faktor Risiko Lainnya: Selain protein susu sapi, ada faktor risiko lain yang dapat memengaruhi kemungkinan bayi mengembangkan alergi makanan. Faktor-faktor ini termasuk riwayat keluarga alergi makanan, riwayat alergi kulit seperti dermatitis atopik, dan masalah pencernaan seperti sindrom kolik.
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang alergi susu pada bayi Anda, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan saran dan melakukan tes yang diperlukan untuk mendiagnosis alergi susu sapi atau alergi makanan lainnya pada bayi Anda.