Arsip Bulanan: November 2021

Menjadi Pemimpin Tidak Semudah Dan Segampang Yang Kita Bayangkan

Perbedaan Seorang Bos Dan Leader Yang Harus Kalian Ketahui

Semua orang pasti ingin menjadi bos, ingin menjadi pemimpin. Tapi tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Kadang keinginan dan kemampuan tidak sinkron. Orang berpikir saat menjadi seorang pemimpin atau leader, itu sangat wah. Sangat terpandang. Sehingga banyak orang ingin di tahap itu. Tapi tidak semua orang yang cocok menjadi leader. Karena untuk menjadi leader butuh syarat dan kemampuan tertentu.

Tidak Hanya Sebagai Bos Tapi Seorang Leader

Nah kita harus bisa untuk membedakan mana bos dan mana leader. Mungkin orang berpikir bos sama saja dengan leader. Untuk posisi iya, memang sama saja. Tapi karakter itu yang penting. Disini kalian harus tahu membedakan karakter seorang bos dan leader. Bos akan memerintah bawahannya, tanpa mengetahui bagaimana keadaan di lapangan. Pokoknya yang dia tahu harus selesai aja, harus sudah siap saja. Jadi terima bersih. Dan semua harus bisa. Kalau leader, dia akan lead anak-anaknya. Dia akan menganggap mereka tim dan bukan bawahan, dia akan memandang mereka sebagai partner kerja. Dan dia akan lead dengan seharusnya. Dia akan melihat potensi dan kapasitas dari setiap orang di tim nya, sehingga dia tahu kemampuan dari setiap anggota timnya. Dan dia akan mengajari, mengarahkan. Jadi sama-sama berusaha. Dia berikan contoh. Dan mereka ikuti. Di ajari, kemudian di awasi. Itu lah leader. Dia akan memastikan semua anggota timnya mengerti dan tidak hanya sekedar mengerti tapi paham. Jadi semua akan menjadi orang nantinya.

Pemimpin Yang Bersifat Seperti Orang Tua

Dan paling favorite saat ada pemimpin yang memiliki sifat seperti orang tua. Ada beberapa orang pemimpin yang dia bekerja, masih ada gengsinya, masih ada yang rasanya menjaga jarak dengan karyawan lainnya. Sehingga benar-benar menunjukkan space antara pemimpin dan anak buah. Tapi ada juga yang seperti orang tua. Dia akan melihat setiap timnya, anak buahnya. Dan dia akan memperhatikan tidak hanya sebatas kerjaan tapi kesehatan dan yang bersifat personal. Sehingga dia akan menasehati kita layaknya orang tua menasehati anaknya.

Kisah Pengalaman Teman Saya Yang Menjadi Pelaku Dari Pemerkosaan 

Ada beberapa kejadian pelecehan seksual yang terjadi di sekitar saya. Bahkan orang terdekat saya ada yang menjadi korban serta pelaku kekerasan seksual. Sangat sedih saat melihat atau mendengar orang terdekat saya yang menjadi korban pelecehan seksual atau pemerkosaan. Dan rasanya sangat marah, kesel saat tahu kalau orang terdekat saya juga yang menjadi pelaku dari tindak pelecehan seksual atau pemerkosaan. Walaupun dalam kasusnya sudah lewat lama, tapi tetap dia pernah menjadi pelaku pelecehan seksual dan pemerkosaan.

Kisah Pengalaman Teman Saya Yang Menjadi Pelaku Dari Pemerkosaan

Rasanya ingin lapor polisi, ingin menjambaknya, meskipun dia orang terdekatku. Tapi apa daya tidak ada bukti kuat, dan itu sudah berlalu, ya yang bisa saya lakukan hanyalah menjaga jarak. Dan meskipun dia bilang dia sudah menyesal akan kejadian tersebut. Tapi sampai sekarang dia kalau cerita hal tersebut, dia bangga dan menikmati, jadi buatku dia tidak benar-benar menyesali kejadian tersebut. Salah satu kejadian. Dari orang yang dulunya dekat denganku. Dia adalah seorang laki-laki. Dan kejadian tersebut terjadi saat dia di bangku SMA. Dan bisa dibilang saat SMA dia dan teman-temannya yang kita tahulah di jaman SMA ada geng-geng. Dan mereka cukup dikenal di sekolah, apalagi saat itu dia di bangku kelas 3 SMA, sudah senior lah.

Jadi adik-adik kelas cukup segan pada mereka. Dan ada satu adik kelas ini, perempuan menjadi sasaran dari teman dari temanku. Dan saat dia katakan cinta, cintanya ini ditolak oleh anak perempuan ini. Dan dia sakit hati, dan dia ceritakan pada teman saya ini. Dan entah bagaimana bisa, keluar lah ide untuk mengerjai anak perempuan ini. Kebetulan teman saya ini kenal dengan perempuan ini, walaupun di bilang tidak terlalu dekat, tapi kalau berpasasan adalah saling tegur, karena rumah mereka juga berdekatan. Dan suatu hari teman saya mengajak dia jalan, dan mereka pergi ke cafe. Dan dari cafe tersebut, teman saya akan mengantar pulang perempuan ini, dan dengan dalih ada mau mampir ke kosan temannya dulu untuk mengambil barang.

Dan sampai di kosan temannya, temannya sedang minum alkohol, dan mereka di ajak minum, dan temannya bilang bentar mau keluar. Dan dikosan tinggal teman saya dan perempuan ini. Dan perempuan ini dicekokin terus miras, sampai akhirnya tipsy, dan teman saya mulai matikan lampu, dan memperkosanya. Dan perempuan itu yang sudah tipsy, tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak bisa bergerak banyak. Dan setelah teman saya selesai memperkosanya, kemudian teman-temannya beberapa orang masuk dan mulai gangbang perempuan ini. Dan ya, karena keadaan tipsy dia tidak bisa berbuat banyak. Dia sampai tidak masuk beberapa hari karena kejadian itu.

Banyak Orang Yang Diberikan Bantuan Menjadi Orang Yang Menuntut Lebih

Orang yang sudah sering diberikan bantuan. Bantuan apa pun, baik berupa doa, materi, uang, jasa, barang, dan apa pun itu. Maka lama kelamaan itu akan menjadi sesuatu yang biasa. Bahkan akan membangun pemikiran yang dimana seseorang akan berpikir itu sudah seharusnya, itu merupak sikap yang harus dan mesti . Dan itu adalah kewajiban seseorang dalam memberikan bantuan. Sehingga pola pikir dari orang yang diberikan bantuan ini mulai termanjakan dan dimanjakan. Dan ini yang berbahaya.

Banyak Orang Yang  Biasa Diberikan Bantuan Malah Menjadi Orang Yang Merasa Kurang Atau Malah Menuntut Lebih

Jika kita perhatikan, misalnya masyarakat kurang mampu. Saat pemerintah memberikan bantuan, bantuan yang berbentuk apa pun. Entah dalam bentuk sembako, jasa, pendidikan, uang bahkan tempat tinggal. Apakah kalian memperhatikan bagaimana respon mereka? Meskipun tidak semua, tapi sebagian besar. Mereka malah mengatakan ya itu sudah seharusnya. Itulah pekerjaan pemerintah, membantu masyarakat seperti mereka. Atau akan ada yang bertanya masa hanya ini. Manalagi bantuannya. Kalau ini tidak lah cukup.

Adanya komplain, bahkan menuntut lebih. Dan jika tidak diberikan bantuan, atau belum memberikan bantuan, mereka malah akan memberikan sikap menuntut, dan menagih. Mana bantuannya, mana pertolongannya. Jangan karena kita masyarakat miskin dan kurang mampu, malah dibiarkan, di anggurin. Mana bukti kerjanya. Pasti akan selalu merasa tidak cukup atau kurang. Sehingga selalu ada komplain dan rasa tidak puas. Sehingga membuat orang yang membantu pun yang awalnya dengan semangat, dengan rasa bahagia, dengan tulus. Tapi melihat orang seperti ini, orang yang meresponnya malah tidak puas, malah pada akhirnya akan keluar perasaan tidak ikhlas akan membantu.

Dan ini banyak sekali yang terjadi di sekitar kita. Tidak usah melihat atau menjadikan contoh masyarakat yang kurang mampu. Orang sekitar saja. Baik teman, pasanganm sahabat, tetangga, orang yang kita kenal bahkan keluarga sendiri. Ada-ada saja yang bersikap seperti ini. Selalu ada iri hati. Sehingga sedih sekali saat melihat ada orang yang memiliki sifat seperti ini. Apalagi orang yang memiliki sifat seperti ini adalah orang terdekat dan yang pling kita cintai dan sayangi serta yang paling kita kasihi.

Sensasi Dan Rasanya Berpacaran Dengan Orang Yang Lebih Tua

Jika berbicara soal pasangan hidup, soal pacar. Ada yang berpacaran dengan orang sebaya, ada lebih muda ada yang lebih tua. Dan selera orang berbeda-beda. Ada yang lebih nyaman dengan berpacaran dengan orang sebaya, mungkin karena pola pikir sama, ada yang senang pacaran dengan yang lebih muda, karena rasanya memiliki tanggung jawab, karena diri sendiri merasa senang memanjakan. Dan ada yang senang pacaran dengan lebih tua karena senang di bimbing, senang dimanja.

Pola Pikir

Untung kasus berpacaran dengan lebih tua, pasti yang paling terlihat berbeda adalah pola pikir. Orang yang lebih tua cenderung memiliki pola pikir yang lebih matang. Lebih dewasa dan lebih serius, lebih tersusun. Meskipun jika dikatakan dewasa itu adalah pilihan, dan tidak selamanya orang yang tua, itu dewasa. Tapi jika dilihat secara garis besar, orang yang lebih tua akan lebih matang. Sehingga mereka memiliki pikiran yang lebih terarah dan tersusun. Sehingga mereka lebih berpikir beberapa langkah kedepan. Dan mereka cenderung membimbing dan mengarahkan. Sehingga ada keasikan tertentu berpacaran dengan yang lebih tua.

Berperilaku

Selanjutnya, selain pla pikir yang dapat terlihat dari perilaku. Orang yang lebih dewasa mereka cenderung lebih kaku dalam pacaran. Dalam artian, mereka lebih serius dalam menyingkapi atau merespon sesuatu. Tapi bukan berarti saat pacaran mereka tidak bucin atau manja. Mereka akan menunjukkan juga bucin mereka, manja mereka tapi hanya di waktu tertentu dan itu pun hanya pada pasangannya, dan itu hanya saat mereka berdua.

Berpacaran dengan yang lebih tua juga mengasikkan karena mereka cenderung bisa memberikan contoh dan membimbing kita. Mereka memiliki jam terbang lebih tinggi, sehingga dia akan mengarahkan mu, mengajarkan mana yang baik dan tidak, sesuai pengalamannya. Dan dia bisa menjadi partnermu, pasanganmu, kakakmu atau orang tua bagimu di saat-saat tertentu. Mereka lebih bisa mengatur atau membawa diri. Sehingga bagi kalian yang masih mudah terbawa arus pertemanan, masih sering plin plan, ada baiknya anda mencoba pacaran dengan yang lebih tua, sehingga anda akan diarahkan baik oleh mereka. Tapi ini jika anda menemukan orang yang tepat ya.

Tidak Ada Alasan Atau Standar Untuk Menjadi Baik Dan Membantu Orang

Semua orang pernah membuat kesalahan, baik kesalahan kecil atau besar. Baik secara sadar atau tidak sadar. Dan kesalahan itu tidak ada batasan usia. Siapa saja, usia berapa pun. Apa pun jabatannya, tidak akan pernah luput dari dosa. Pendiri agama, tokoh agama pun, mereka pun tidak luput dari dosa. Jangan pikir orang yang sudah sangat agamis, orang yang sudah sangat taat pada agama, rajin ibadah, mereka tidak melakukan kesalahan.

Tidak Ada Alasan Atau Standar Untuk Menjadi Baik Dan Membantu Orang

Semua orang memiliki celah. Baik mereka sadar atau tidak. Orang yang sudah membangun benteng tinggi pun, ibadah pagi malam. Tidak pernah terlewat sehari pun untuk berdoa, tapi tetap saja masih ada celah bagi mereka untuk melakukan kesalahan, dosa. Apalagi kita yang tidak membekali apa-apa diri kita. Semakin mudah kita jatuh dalam dosa, semakin rentan kita berbuat kesalahan baik secara sadar dan tidak. Dan saat orang yang ingin menjadi baik, pasti akan ada namanya godaan, pasti ada saja yang ingin menghalanginya, menjatuhkannya.

Baik secara langsung atau tidak. Bahkan bisa jadi orang yang terdekat, yang menjatuhkanmu juga. Jadi selalu lah berjaga. Lakukan baik, pikirkan baik, setiap saat anda menyadari anda sudah lewat batas, saat anda sadar ini sudah tidak baik. Saat ada kesadaran itu, berarti alam bawah sadar anda pun sudah semakin sensitif akan hal itu. Jadi selama masih diingatkan, ya dengarkan, ikuti. Jadilah baik, bukan malah meneruskan sesuatu yang tidak baik atau yang tidak berguna. Semua orang diciptakan dengan segala kelengkapan, segala potensi dan kelebihan masing-masing. Gunakan itu, manfaatkan itu. Kembangkan itu menjadi lebih baik.

Kembangkan itu menjadi lebih besar, sehingga orang lain pun bisa ikut merasakan kebaikan dari potensi mu. Karena membantu orang tidak hanya dengan uang, atau materi. Dengan anda bisa memberikan dampak negatif dari potensi yang anda miliki pun, itu sudah membantu. Tidak ada standar kata untuk membantu, selama anda niat membantu, yakinlah apa pun anda lakukan, itu akan membantu, akan berarti bagi orang lain.

Banyaknya Kejadian Pelecehan Seksual Dan Pelakunya Adalah Orang Terdekat Seperti Keluarga

Sekarang jika ktia membaca berita, kadang merasa sedih jika melihat ada berita kekerasan pada anak kecil. Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, bahkan pelecehan seksual. Dan yang membuat semakin miris adalah pelakunya adalah orang terdekat, bahkan ada orang tua atau anggota keluarga sendiri. Sehingga membuat orang-orang bertanya-tanya kemana peri kemanusiaan. Sampai anak sendiri, anggota keluarga sendiri bisa dijadikan korban kekerasan dan pelecehan.

Banyaknya Kejadian Pelecehan Seksual Dan Pelakunya Adalah Orang Terdekat Seperti Keluarga

Sehingga itu kenapa sangat ditegaskan mengenai menikah pada usia yang cukup, pentingnya pembinaan pasangan sebelum pasangan menikah. Pentingnya edukasi. Pentingnya pendidikan seks, pada semua orang. Sehingga semua orang dapat mengontrol hawa napsu mereka. Karena memang tidak bisa dipungkiri. Seks adalah kebutuhan semua orang. Dan seks adalah salah satu hal yang sulit untuk di kontrol. Apalagi bagi orang yang sudah merasakan nikmatnya seks. Maka akan ada rasa nagih. Dan bagi orang yang baru puber, itu penting sekali untuk dibimbing soal pengetahuan seksnya. Karena itu untuk kebaikan dia juga.

Untuk menjaga keamanan dia dan orang lain. Dan untuk mengarahkan orang untuk bisa menggunakan, mengontrol hawa napsu mereka, dan tidak salah cara dalam mengapply kannya. Sehingga tidak akan terjadi kekerasan atau pelecehan seksual. Dan banyak sekali kejadian dimana seorang anak yang mendapatkan sikap pelecehan seksual yang dilakukan orang tua atau anggota keluarganya yang lain. Dan mirisnya itu sampai beberapa kali. Seperti ada kasus yang terjadi di Indonesia. Seorang remaja putri ternyata sudah di setubuhi berkali-kali. Sejak dia masih di bangku SMP sampai dengan SMA.

Dan yang menyetubuhinya adalah ayahnya, kakaknya dan kakeknya sendiri. Dan itu terjadi berulang-ulang kali. Dan berjalan bertahun-tahun. Dan ini adalah salah satu yang paling miris. Dan mungkin tidak hanya dia korban. Banyak sekali korban pelecehan seksual di luar sana. Tapi tidak berani membuka suara, karena malu, karena takut karena di ancam. Dan ada juga yang sudah menjadi korban, tapi dia tidak tahu dia adalah korban dari pelecehan seksual.

Sebelum Memutuskan Percaya Atau Tidak Berikan Mereka Kesempatan Membuktikannya

Dalam hal mempercayai, pasti kalian pernah di patahkan rasa percaya anda. Dan pelakunya bisa siapa saja. Sehingga banyak orang pernah mengalami krisis rasa percaya. Karena kepercayaan yang diberikannya kepada beberapa orang, dipatahkan begitu saja. Apalagi orang terdekat. Sehingga membuat orang berpikir 1001 kali untuk bisa percaya lagi, untuk bisa memberikan rasa percaya pada orang lain. Apalagi pada orang yang sama yang pernah mematahkan rasa percaya itu.

Sebelum Anda Memutuskan Percaya Atau Tidak Berikan Mereka Kesempatan Membuktikannya

Dan bisa dikatakan, orang terdekat pun pernah mematahkan rasa percaya kita. Baik keluarga, pasangan, sahabat dan lain sebagainya. Tapi ada yang bisa anda makhlumi, ada yang bisa anda terima ada yang tidak. Tergantung kasusnya dan alasannya. Karena ada beberapa keadaan yang membuat orang tersebut harus mengingkar janji, atau mematahkan kepercayaan anda, karena beberapa alasan internal, atau ada yang tidak ingin, tapi harus, karena terdesak dan lain sebagainya. Sehingga bagaimana pun, semua orang membutuhkan kesempatan untuk menjelaskan kenapa, apa yang terjadi. Kenapa tidak menepati janji.

Dan semarahnya kita, sekecewanya kita, kita harus berikan kesempatan untuk mereka menjelaskan alibi mereka. Karena pada suatu saat nanti, mungkin saja, kita akan berada di posisi seperti itu. Dimana kita tidak menepati janji kita, tapi kita memiliki alasan untuk itu, sehingga berharap orang akan mendengarkan alibimu. Jadi janganlah langsung berkeras hati dan langsung melupakan atau membenci orang tersebut. Adakalahnya orang tidak bisa menepati janji mereka misalnya bertemu denganmu, padahal anda sudah bersiap, sudah datang, tapi mereka tidak datang. Dan alasannya bisa, ada terjadi kecelakaan, atau ada pekerjaan yang harus diselesaikan saat itu, atau ada yang menahan orang tersebut sampai tidak bisa datang, atau lupa akan ada janji denganmu.

Sehingga penting untuk kita memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjelaskan kenapa. Sehingga anda bisa tenang, dan terima, sehingga anda tahu apakah anda masih bisa memberikan kepercayaan anda padanya atau tidak. Jika halangannya karena sesuatu yang tidak diharapkan, misalnya karena kecelakaan. Apakah anda masih akan marah dan membencinya? Pasti akan ada toleransi disitu.

Pentingnya Menjaga Tata Bahasa, Ucapan Dan Post Anda Di Media Sosial

Di zaman sekarang ini, jalan untuk menjadi orang yang banyak dikenal orang-orang, menjadi seseorang yang berpengaruh sangat lah mudah. Dan banyak wadah yang disediakan untuk itu. Baik twitter, instagram, youtube, facebook, dan lain sebagainya. Dulu kita berpikir satu-satunya cara adalah muncul di TV untuk bisa terkenal dan dikenal oleh orang banyak. Sehingga banyak yang ingin menjadi artis. Tapi sekarang sudah tidak lagi.

Pentingnya Menjaga Tata Bahasa, Ucapan Dan Post Anda Di Media Sosial

Perubahan zaman, perkembangan teknologi yang cepat, membuat orang-orang semakin mudah untuk menjadi terkenal. Untuk mengekspresikan diri. Dengan handphone masing-masing, orang sudah bisa dikenal oleh orang banyak. Dan otomatis, di butuhkan karya, atau ada hal sesuatu yang dilakukan yang bisa menarik perhatian khalayak orang. Banyak caranya, misalnya anda tunjukkan talenta mu. Baik menyanyi, menari, menggambar, dan banyak lagi. Dan orang bisa dengan mudah melihat apa yang anda tampilkan. Apa yang anda tunjukkan.

Baik oleh orang yang dikenal dan tidak. Dan itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Mengingat hampir setiap orang sekarang sudah memiliki smartphone masing-masing. Dan sampai anak kecil pun sudah ada yang memegang gadget masing-masing. Sehingga semua umur semua kalangan dapat dengan mudah mendapatkan informasi berita, lewat gadget masing-masing. Hampir tidak ada batasan. Sehingga penting untuk orang tua terus mengawasi anak kalian. Karena di umur yang masih kecil, dibutuhkan bimbingan bagaimana menggunakan gadget, media sosial, dengan bijak. Jangan dibiarkan mereka mengeskplore sendri.

Sehingga mereka bisa mendapatkan informasi yang sesuai dengan umurnya. Mereka tetap di jalur yang benar. Karena di media sosial, yang terbuka untuk umum, sering kali banyak orang yang tidak bertanggung jawab, dan tidak memfilter apa yang mereka post, apa yang mereka comment. Sehingga ada di beberapa room, yang bahasanya sangat kotor. Gambar tidak pantas. Dan itu bahaya jika dilihat anak dan ditiru. Karena di usia anak-anak, mereka cenderung meng copy-paste apa yang mereka dengar dan mereka lihat.

Pentingnya Mengetahui Personality Anda Sebelum Interview Kerja

Dalam hidup selalu akan ada perubahan. Baik dari fisik maupun dari pola pikir. Tidak mungkin pola pikir anak kecil akan terus dibawa sampai dia menjadi dewasa. Pasti akan ada perubahan. Dan perubahan itu terjadi karena ada pengaruh dari entah lingkungan, ilmu yang semakin banyak dipelajari, bertemu dengan semakin banyak orang. Dan banyak alasan lainnya. Dan pada dasarnya pola pikir seseorang akan berubah-ubah setiap 6 bulan minimal.

Pentingnya Mengetahui Personality Anda Sebelum Interview Kerja

Sehingga kita bisa lihat ada bnayak sekali tes-tes MBTI yang dimana itu tes untuk mengetahui karakter orang. Dia adalah orang tipe apa. Ada yang introvert, ekstrovert, dan itu pun masih terbagi-bagi, ada pun yang ambivert. Yang dimana dia bisa introvert dan ekstrovert. Dan bisa saja, orang yang awalnya introvert, karena pengaruh lingkungan atau orang sekitarnya, beberapa tahun kemudian saat di tes MBTI, hasilnya ekstrovert. Bisa saja. Sehingga untuk tes kepribadian disarankan untuk di lakukan 6 bulan sekali atau tidak setahun sekali.

Karena dari situ akan terlihat perubahannya. Karena otomatis dari selang waktu yang lama itu, kita akan lebih banyak belajar, semakin banyak yang masuk dan menjadi bahan pirikan, Dan bisa mempengaruhi pola pikir kita. Sehingga kita bisa tiba-tiba berubah pola pikir kita yang dari A bisa menjadi B. Dan saat anda bekerja, atau sedang mencari pekerjaan. Dan saat di inteview, kadang-kadang ada HRD yang menanyakan apa personality mu. Atau apa MBTI mu. Karena itu penting. Dari personality itu, mereka bisa mengetahui, anda orang seperti apa.

Dan jika di lingkungan kerja anda seperti apa. Pola pikir anda. Sehingga mereka ada gambaran, jika anda menjadi pegawai di kantor tersebut, cara untuk pendekatan atau mengarahkan seperti apa. Karena beda personality, beda cara pendekatannya. Dan akan dilihat juga, apakah dengan personality seperti itu cocok tidak dengan pekerjaan yang sedang dibuka. Cocok tidak dengan lingkungan pekerjaannya. Jangan sampai nanti tidak cocok, malah sih pekerja tidak nyaman dan malah tertekan saat bekerja. Sehingga pekerjaan tidak beres atau tidak maksimal hasilnya.